Rabu, Juni 24, 2009

MENCURI atau MATI ?


Wow …. Pertanyaan yang terdengar sangat ekstrim. Sebuah pilihan yang sangat sulit. Apalagi kalau situasinya diumpamakan bahwa seorang ayah terpaksa harus mencuri untuk membeli makanan bagi si anak yang sedang lapar. Kalau kita pernah mendengar istilah buah simalakama, kurang lebih seperti itu. Mencuri jelas berdosa, namun jika tidak mencuri, maka mungkin akan ada seseorang yang meninggal karena sedang kelaparan.

Pertanyaan diatas muncul, ketika saya sedang mengikuti sebuah kelas Kitab Suci. Saya tidak akan menulis jawaban apa yang muncul dalam diskusi di kelas tersebut karena jawabannya juga ekstrim. Namun saya akan men-sharing-kan sebuah kisah nyata yang terjadi beberapa hari kemudian yang menimpa seorang teman yang kemudian ternyata mampu menjawab dengan sangat sederhana pertanyaan sulit diatas.

SEBUAH KASUS

Tanpa sengaja saya mendengar seorang teman sedang mengalami musibah. Salah seorang anaknya sedang dirawat di sebuah Rumah Sakit karena demam berdarah. Keluarga Katolik ini adalah keluarga yang sangat aktif baik di Lingkungan maupun disalah satu kelompok Kategorial yang diikutinya. Beberapa tahun belakangan ini sepertinya keluarga ini sedang mengalami masalah didalam keuangan keluarganya. Diusianya yang sudah tidak muda lagi, usaha kuliner yang dilakukannya saat ini pastilah sangat berat.

Mendengar salah satu warganya mengalami musibah dan harus dirawat di rumah sakit yang pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, Warga Lingkungan bergerak sangat cepat mengumpulkan dana. Beberapa orang yang telah memberi sumbangan bahkan memberi jaminan bahwa kalau sampai dana yang dikumpulkan kurang, mereka yang akan menutupi kekurangannya. Seorang warga Lingkungan segera menghubungi salah seorang anggota kelompok kategorial yang dikenalnya dimana keluarga tersebut terlibat dan mengutarakan niatnya untuk membantu meringankan biaya rumah sakit. Danapun terkumpul. Setelah seminggu dirawat di Rumah Sakit, akhirya si sakit sembuh dan biaya tercukupi.

TUHAN BERTINDAK

Seperti saya utarakan diawal tadi, melihat seluruh peristiwa ini, saya langsung teringat kembali akan pertanyaan yang pernah muncul di dalam kelas Kitab Suci. Mengapa seseorang harus mengambil opsi mencuri hanya untuk memberi makan kepada anak yang sedang kelaparan agar tidak meninggal. Apa dia sama sekali tidak punya siapa-siapa yang akan menolongnya saat mengalami kesulitan ? Apakah dia tidak memiliki Yesus yang selalu ada mendampingi kita setiap hari ?

Tuhan pernah dan terus meneguhkan saya lewat beberapa ayat Kitab Suci yang selalu saya pegang dan sharingkan pada semua orang, yaitu ; Rm 8 : 28, 1 Ptr 5 : 7 dan Pengk. 3 : 11. Tuhan akan bekerja dalam segala sesuatu dan dalam kasus teman saya diatas, Tuhan telah mengirim sahabat-sahabat seimannya di Lingkungan maupun Kategorial untuk mengirim bantuan segera.

Kita bisa melihat disini, ketika kita dekat dengan Tuhan, terlibat dalam karya-karya-Nya didunia dan selalu lekat dengan-Nya, Dia tidak akan tinggal diam melihat kesusahan anak-Nya. Jangankan mencuri, berfikir untuk mencuri-pun tidak sempat melintas dipikirannya. Kasus ini telah kembali meneguhkan saya akan kebenaran 3 (tiga) perikop diatas dan saya juga yakin pastilah akan meneguhkan kita semua.

PESAN TUHAN

Selain peneguhan diatas, saya juga percaya bahwa Tuhan juga akan memberi pesan kedepan bagi kita semua. Bukalah diri kita untuk layak dijadikan sahabat bagi siapa saja, jadikan semua orang sahabat kita, karena ketika kita menutup diri bagi orang lain, tidak mau terlibat dengan orang lain, kita mungkin sedang menutup satu pintu atau satu saluran yang mungkin kelak akan dipakai Tuhan untuk menolong kita.

Terima kasih Tuhan Yesus ….