Jumat, Januari 09, 2009

SATU TUHAN SERIBU TAFSIR

Beberapa hari yang lalu saya bertandang ke rumah makan salah satu teman saya. Salah satu cirri khas rumah makan tersebut adalah selalu tersedia buku-buku bacaan diatas meja yang maksudnya mungkin untuk mengisi waktu pengunjung selama menunggu pesanan datang. Malam itu mata saya tertuju pada satu buku berwarna dominan biru yang terletak diatas meja. Mengapa buku itu begitu menarik perhatian saya, karena judulnya yang menarik yaitu, seperti judul tulisan ini, SATU TUHAN SERIBU TAFSIR. Kemudian saya melihat logo penerbitnya yaitu KANISIUS. “Pasti buku ini bercerita tentang beragamnya paham kekristenan yang ada di muka bumi ini”, pikir saya saat itu.

Saya mengambil buku tersebut, saya terkejut. Penulisnya adalah Prof. Abdul Munir Mulkhan, seorang doktor bidang sosiologi dan tokoh Muhammadiyah dengan kata Pengantar ditulis oleh Moeslim Abdulrrahman, tokoh Islam yang sudah sangat dikenal. Bagaimana tidak terkejut, Penerbit Katolik menerbitkan buku yang ditulis oleh Tokoh Muslim. “Ini pasti menarik”, pikir saya lebih lanjut. Saya kemudian bertekat untuk membeli buku tersebut ditoko buku.

SERIBU TAFSIR DALAM KEKRISTENAN

“… doktrin kesalehan dan dosa, surga dan neraka, serta doktrin tentang iman dan kafir, perlu ditafsir ulang. Iman tidak sekedar percaya pada adanya Tuhan dengan segala sifatnya, tapi juga bukti empirik kesediaan menerima pengakuan orang lain atas Tuhan dengan cara mereka. Kesalehan tidak sekedar dilihat dari ritual formal, tapi juga dari kemanfaatan hidupnya bagi orang lain.” Bagitulah inti dari isi buku ini. Sejalan dengan apa yang ditulis dalam Surat Yakobus 2 : 17 yaitu bahwa Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya iman itu adalah mati.

Saya tidak akan menggali lebih dalam tentang isi buku tersebut. Saya akan kembali ke pemikiran awal saya ketika pertama kali membaca judul buku tersebut, yaitu beragamnya paham kekristenan dimuka bumi ini.

Mungkin sudah menjadi pemandangan biasa di Indonesia ini bahwa dimana ada kompleks ruko, pasti ada ‘Gereja’ disana bahkan mungkin ada beberapa sekaligus. Coba Anda jalan-jalan dikawasan Kelapa Gading Jakarta Utara. Ada puluhan ‘Gereja’ disana, dari yang sekedar ruko sederhana ataupun bangunan megah mewah. Saya pernah membaca satu artikel, bahwa didunia ini ada kurang lebih 28.000 – 30.000 denominasi ‘Gereja’. Di Indonesia, seorang Pendeta pernah mengatakan, ada kurang lebih 600 aliran denominasi Kristen. Bayangkan …. Begitu mudahnyakah orang mendirikan ‘Gereja’. Ada kisah nyata, sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, kerabat saya sendiri. Dia seorang tokoh disalah satu denominasi Gereja dikawasan Depok. Suatu hari dia berselisih paham dengan Pendetanya dan dengan cepat mengambil keputusan untuk memisahkan diri dan membangun ‘Gereja’ baru dengan beberapa orang ‘pengikutnya’. Sekarang …. sudah bubar.


Berdasarkan beberapa gambaran diatas, saya ingin mengatakan bahwa begitu banyak orang dengan mudah menafsirkan Kitab Suci menurut pahamnya sendiri, membangun kebenarannya sendiri, membangun dogmanya sendiri dan kemudian dengan mudah mengatakan bahwa dialah yang paling benar. Padahal kitab Suci dengan tegas mengatakan bahwa “ … nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (2 Ptr 1 : 20-21).

Logikanya, jika ada satu kebenaran seharusnya mereka tidak memecahbelah dirinya sendiri. Perpecahan hanya akan memberi penegasan bahwa dari Kitab Suci yang satu telah lahir begitu banyak ‘konsep kebenaran’ yang telah diciptakan oleh keinginan manusia sendiri. Produk akhirnya adalah bahwa pengajaran-pengajaran yang muncul dari tafsir yang berbeda-beda ini tidak akan membawa orang sampai kepada Yesus Kristus – Sang Pribadi Termulia – Tuhan kita, tetapi berhenti hanya sebagai pengikut si ‘pengajar’. Ini yang akhirnya merebak kegiatan ‘membajak’ umat. Umat Katolik-lah yang paling sering ‘dibajak’ untuk menjadi pengikut denominasi tertentu.

GEREJA YANG SATU

Dalam buku IMAN KATOLIK – Buku Informasi dan Referensi yang diterbitkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia dikatakan bahwa Namun ‘”hampir semua, kendati melalui aneka cara, mencita-citakan satu Gereja Allah yang kelihatan, yang sungguh bersifat universal, dan diutus keseluruh dunia”. Sebab “kesatuan yang sejak semula dianugerahkan oleh Kristus kepada Gereja-NYA. Memang diimani akan tetap ditemukan dalam Gereja Katolik”, ……. dst.

Saya akan coba sampaikan beberapa hal yang saya yakin sudah banyak dari kita yang mengetahuinya, hanya untuk menyegarkan kembali ingatan kita, yaitu bahwa Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan langsung oleh Yesus Kristus. Hal ini bisa kita lihat pada Mat 16 : 18 yang berbunyi “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya”. Kita juga dapat melihat pada Injil Yoh 21 : 15 – 19. Pada perikop ini, Yesus 3 (tiga) kali mengatakan kepada Petrus “Gembalakanlah domba-domba-Ku”. Angka 3 adalah angka sempurna.

Lalu apa kesimpulannya ? ? ?

Pertama ; Gereja Katolik adalah Gereja Kristus karena didirikan langsung oleh Kristus.

Kedua : Kristus menunjuk wakil-Nya didunia (Vicar of Christ) yaitu Petrus dan para penerusnya (kemudian disebut Paus) untuk mengembalakan jemaat-Nya dan
akan selalu menyertainya sampai akhir zaman (bdk Mat 28 : 20).

Ketiga : Yesus juga memberikan jaminan bahwa seluruh ajaran Gereja tidak akan
membawa jemaat-Nya pada kesesatan. Yesus sendiri yang menjamin bahwa
alam maut tidak akan menguasainya (bdk Mat 16 : 18).

Keempat : Yesus Kristus juga telah mempercayakan Gereja-Nya untuk menyusun Surat
Cinta kepada jemaat-jemaat-Nya yaitu KITAB SUCI.

“Paus Benediktus XVI melihat Gereja sebagai sebuah orkes simfoni.
Keduanya, baik Gereja maupun orkestra, memiliki aturan-aturan yang jelas dan tegas dan harus dijaga kestabilannya agar tetap selaras mengumandangkan keagungan dan misteri. Di dalamnya terdapat beraneka ragam instrument, namun semuanya bertujuan mengumandangkan pesan keagungan dan kemuliaan yang satu dan sama; di dalamnya juga banyak pemain, beraneka ragam aktor/tris, namun semuanya taat pada arahan dan petunjuk dari satu pemimpin tunggal”.

Sebagai penutup dan untuk meneguhkan ke-Katolik-kan kita, saya persilakan Anda untuk meng-klik link ini KUNCI PERSATUAN GEREJA

Tuhan Memberkati. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar